Visa Umrah Biometrik, Jika Belum Siap Jangan Dipaksakan

JAKARTA (ManasikNews) – Perusahaan provider visa umrah meminta pihak berwenang Arab Saudi tidak memaksakan penerapan visa umrah berdata biometri, selagi infrastruktur pendukung belum sepenuhnya berfungsi secara baik.

Penerapan visa biometrik oleh Arab Saudi yang jelas akan membawa konsekuensi logis berupa kian panjangnya rantai birokrasi pengurusan visa umrah, biaya visa menjadi lebih besar, dan membebani calon jamaah khususnya yang berdomisili di perdesaan atau jauh dari kantor VFS tempat rekam data biometri.

Seperti diketahui, akan ada persyaratan visa biometrik bagi jamaah umrah, sehingga setiap jamaah pemohon visa wajib terlebih dulu merekam data biometri melalui VFS TasHeel International, yang ditunjuk pemerintah Saudi. Kebijakan ini kabarnya akan mulai diterapkan di musim umrah tahun 1440 Hijrah (2018/2019).

CEO PT Zhafirah Mitra Madina, HR Tanto, salah satu provider visa, mengaku sudah mengetahui ada surat pemberitahuan terkait kebijakan visa biometrik oleh pemerintah Arab saudi.

“Dari surat yang mereka berikan, bahwa provider diwajibkan untuk memasukkan paspor stamp terlebih dahulu dengan biometrik. Namun sejauh ini pihak VFS belum melakukan sosialisasi kepada kalangan provider,” ungkap Tanto kepada ManasikNews, Rabu (12/9/2018).